CHINTYA menatapku. Dalam sorot matanya kutemui sesuatu yang ingin ia katakan kepadaku. Sesuatu yang baru, sepertinya. Dan seperti biasa, kudapati matanya masih saja indah.
"Aku cinta pertamamu, kan?" tanyanya terdengar lucu.
"Dan aku adalah juga cinta pertamamu, kan?" balasku, sungguh-sungguh. "Kenapa?"
"Tadi pagi mama bilang, hati-hati dengan cinta pertama," katanya datar. "Karena, katanya, tidak ada kelanggengan cinta yang berasal dari cinta pertama..." *****